PASIEN PRA DAN
PASCA BEDAH REKONSTRUKSI SENDI
Oleh:
Candra Wicaksono
05.11.009
Dosen pembimbing :
Reny T., S.Kep., Ns
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAHPALEMBANG
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK)
2013
PASIEN PRA DAN
PASCA BEDAH REKONSTRUKSI SENDI
PENDAHULUAN
Beberapa pasien yang mengalami gangguan
musculoskeletal memerlukan pembedahan untuk mengoreksi masalah yang dialami,
sehingga dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Masalah yang perlu dikoreksi
dengan pembedahan antara lain fraktur, deformitas, penyakit sendi, jaringan
infeksi atau nekrosis, gangguan peredaran darah (mis, syndrome kompartemen),
atau adanya tumor.
Bedah
rekonstruksi sendi meliputi :
1. artroplasti,
memperbaiki masalah sendi dengan artroskop (suatu alat yang memungkinkan ahli
bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar) atau melalui
pembedahan sendi terbuka.
2. Menisektomi
adalah eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak.
3. Penggatian
sendi, penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau sintesis.
4. Penggantian
sendi total, penggantian kedua permukaan artikular dalam sendi dengan bahan
logam atau sintesis.
5. Transfer
tendo, adalah pemindahan insersi tendo untuk memperbaiki fungsi atau gerakan.
Tujuan
pembedahan antara lain :
1. Memperbaiki
fungsi dengan mengembalikan gerakan dengan stabilitas
2. Mengurangi
nyeri
3. Memperbaiki
bentuk
ASUHAN KEPERAWATAN PRA BEDAH
REKONSTRUKSI SENDI
Pengkajian
Pengkajian
pasien pra bedah rekonstruksi sendi sama ada pasien pada umumnya, tetapi lebih
ditekankan pada :
1. Status
hidrasi. Hidrasi yang adekuat merupakan hal yang sangat penting pada pasien
system musculoskeletal. Imobilisasi dan tirah baring dapat menyebabkan
thrombosis vena profunda, urine statis, dan infeksi kandung kemih, serta
pembentukan batu. Hidrasi yang adekuat dapat menurunkan kekentalan darah dan
memperbaiki aliran air kemih dan membantu menncegah terjadinya tromboflebitis
dan masalah saluran air kemih. Pastikan status hidrasi praoperatif dengan
mengkaji warna kulit, tanda vital, pengeluran urine, dan hasil pemeriksaan
laboratorium.
2. Riwayat
pemakaian obat, riwayat pemakaian obat dapat memberikan informasi untuk
penanganan perioperatif. Riwayat terapi steroid dapat memperburuk kemampuan tubuh
menghadapi stress operasi.pasien pada infeksi kronis (mis, arthritis
reumathoid) sering mendapatkan kortiko steroid. Oleh karena itu, perlu
diberikan kortikosteroid pada praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif.
Hal ini dimaksudkan agar kadar kortikosteroid dalam darah adekuat dan mencegah
terjadinya insufisiensi adrenal akibat supresi fungsi adrenal. Penggunaan
obat-obat lainya, seperti antikoagulan, obat kardiovaskuler, atau insulin,
perlu dicatat dan dibahas bersama ahli bedah dan ahli anestesiologi agar
penangananya adekuat.
3. Kemungkinan
infeksi.perlu diketahui :
a. Apakah
pasisen mengalami sakit demam, infeksi gigi, salurankemih atau infeksi lain
dalam dua minggu sebelum operasi. Osteomielitis dapat terjadi melalui
penyebaran hematogen. Disabilitas permanen dapat terjadi akibat infeksi yang
terjadi dalam tulang dan sendi.
b. Jika
terjadi infeksi, harus diobati sebelum dilakukan operasi atau pembedahan
ortopedi terencana.
c. Jika
pasien perlu diberi obat praoperasi, obat tersebut harus diinjeksikan pada daerah
yang sehat karena absorpsi jaringan jauh lebih baik pada daerah yang tidak
mengalami trauma.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan
data pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan praoperatif meliputi :
1. Nyeri
yang berhubungan dengan fraktur, masalah orthopedic, pembengkakan atau
inflamasi.
2. Perubahan
perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan pembengkakan, alat yang
mengikat dan gangguan aliran balik vena.
3. Hambatan
mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, pembengkakkan dan alat
imobilisasi.
4. Hambatan
pemeliharaan kesehatan yang berhubungan denga hilangnya kemandirian
5. Gangguan
citra tubuh dan harga diri yang berhubungan dengan dampak masalah
musculoskeletal.
Intervensi dan implementasi
No.
|
Diagnosa
|
NIC
|
NOC
|
1.
|
Nyeri yang berhubungan dengan fraktur,
masalah orthopedic, pembengkakan atau inflamasi.
|
v Imobilisasi
daerah yang mengalami inflamasi sendi.
v Tinggikan
ekstremitas yang bengkak karena posisi.
v Beri
kirbet es atau kompres dingin.
v Ajarkan
metode distraksi,pemfokusan, imajinasi terpimpin.
v Ciptakan
lingkungan yang tenang
v Masase
punggung karena dapat merangsang hormone endorphin.
v Beri
analgetik jika perlu untuk mengontrol nyeri akut akibat cidera atau spasme
otot.
|
v Meningkatkan
kenyamanan, sehingga nyeri berkurang
v Memperbaiki
aliran balik vena sehinggan mengurangi rasa tidak nyaman
v Mengurangi
pembengkakan dan secara langsung dapat mengurangi ketidak nyamanan.
v Persepsi
nyeri dapat terkontrol
v Nyeri
terkontrol
v Nyeri
berkurang
v Nyeri
terkontrol
|
2.
|
Perubahan perfusi jaringan perifer
yang berhubungan dengan pembengkakan, alat yang mengikat dan gangguan aliran
balik vena.
|
v Kaji
status neuro vascular (warna kulit, suhu, pengisian kapiler, denyut nadi,
nyeri, edema, parestesi, gerakan) pada ekstremitas
v Tinggikan
ekstremitas
v Balutan
yang terlalu kencang, kendorkan sesuai kebutuhan
|
v Mempertahankan
perfusi jaringan adekuat
v Agar
sirkulasi adekuat
v Melancarkan
perearan darah
|
3.
|
Hambatan mobilitas fisik yang
berhubungan dengan nyeri, pembengkakkan dan alat imobilisasi.
|
v Bantu
pasien menggerakkan bagian yang cedera dengan memberi sokongan yang adekuat
v Tinggikan
ekstremitasyang bengkak dan sokong dengan bantal
v Anjurkan
melakukan gerakan dalam batas imobilitas terapeutik
|
v Peningkatan
mobilitas fisik
v Mengurangi
pembengkakan
v Peningkatan
kemandirian
|
4.
|
Hambatan pemeliharaan kesehatan yang
berhubungan dengan hilangnya kemandirian
|
v Bantu
pasien dalam setiap kegiatan atau aktifitas yang dapat meningkatkan kesehatan
v Merokok
harus dihentikan selama periode praoperasi
v Ajarkan
batuk efektif dan menarik napas dalam-dalam
v Pembersihan
kulit dengan sabun dan air sebelum dilakukan pembedahan.
|
v Meningkatkan
kesehatan dan memelihara kesehatan
v Mengoptimalkan
fungsi respirasi
v Mengoptimalkan
fungsi respirasi
v Untuk
meminimalkan risiko infeksi
|
5.
|
Gangguan citra tubuh dan harga diri
yang berhubungan dengan dampak masalah musculoskeletal.
|
v Kaji
penyebab gangguan citra tubuh
v Kembangkan
hubungan saling percaya dengan pasien
v Beri
kesempatan pasien mengekspresikan perasaanya
v Bantu
klien dalam berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
|
v Meningkatkan
konsep diri yang positif
|
Evaluasi
Keperawatan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan
pasien :
1. Melaporkan
nyeri terkontrol
a. Menggunakan
banyak pendkatan untuk mengurangi nyeri
b. Menyatakan
bahwa obat yang dipakai efektif dalam mengontrol nyeri
2. Memperlihatkan
perfusi jaringan yang adekuat
a. Warna
kulit normal dan kulit hangat
b. Respons
pengisian kapiler normal
c. Bengkak
berkurang
3. Peningkatan
kesehatan
a. Makan
diet seimbang yang memadai
b. Memelihara
hidrasi yang adekuat
c. Berhenti
merokok
d. Melakukan
latihan nafas
e. Melibatkan
diri dalam latihan yang dianjurkan
4. Memaksimalkan
mobilitas dalam batas terapeutik
a. Meminta
bantuan jia akan bergerak
b. Meninggian
ekstremitas bengkak
c. Menggunakan
alat imobilisasi dan alat bantu sesuai kebutuhan
5. Mengekspresian
konsep diri yang positif
a. Mampu
menerima perubahan citra tubuh, baik sementara maupun menetap
b. Mendiskusikan
perubahan kinerja peran
c. Berpartisipasi
dalam pengambilankeputusan dan rencana keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN PASCA BEDAH
REKONSTRUKSI SENDI
Pengkajian
1) Lanjutkan
perawatan praoperatif
2) Kaji
ulang kebutuhan pasien berkaitan dengan rasa nyeri, perfusi jaringan, romosi
kesehatan, mobilitas, dan konsep diri
3) Kaji
dan pantau potensial masalah yang berkaitan dengan pembedahan: tanda vital,
derajat kesadaran, cairan yang keluar dari luka, suara napas, bising usus,
keseimbangan cairan dan nyeri
4) Observasi
resiko syok hipovolemia akibat kehilangan darah pada pembedahan mayor
(frekuensi nadi meningkat, tekanan darah turun, konfusi dan gelisah)
5) Kaji
kemungkinan komplikasi paru dan jantung, observasi perubahan frekuensi nadi,
pernapasan, warna kulit, suhu tubuh, riwayat penyakit paru dan jantung
sebelumnya.
6) System
perkemihan; pantau pengeluaran urine, apakah terjadi retensi urine. Retensi
dapat disebabkan oleh posisi berkemih yang tidak alamiah, pembesaran prosta,
dan adanya tanda infeksi saluran kemih.
7) Observasi
tanda infeksi (infeksi luka terjadi 5-9 hari, flebitis biasanya timbul selama
minggu kedua), dan tanda vital.
8) Kaji
kompliasi tromboembolik: kaji tungkai untuk tanda nyeri tekan, panas,
kemerahan, dan edema pada betis.
9) Kaji
komplikasi emboli lemak: perubahan pola panas, tingkah laku dan tingkat
kesadaran.
Diagnosa
Keperawatan
1) Nyeri
yang berhubungan dengan prosedur pembedahan, pembengkakan dan imobilisasi
2) Potensial
perubahan perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan pembengkakan, alat
yang mengikat, dan gangguan peredaran darah.
3) Perubahan
pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan kehilangan kemandirian
4) Resiko
tinggi infeksi
Intervensi dan implementasi
keperawatan
No.
|
Diagnosa
|
NIC
|
NOC
|
1.
|
Nyeri yang berhubungan dengan prosedur
pembedahan, pembengkakan dan imobilisasi
|
v Kaji
tingkat nyeri pasien
v Tinggikan
ekstremitas yang dioperasi untuk membantu mengontrol edema agar nyeri
berkurang
v Ajarkan
teknik relaksasi dan distraksi
v Kolaborasi
dalam pemberian analgesik
|
v Menghilangkan
nyeri
|
2.
|
Potensial perubahan perfusi jaringan
perifer yang berhubungan dengan pembengkakan, alat yang mengikat, dan
gangguan peredaran darah.
|
v Rencana
praoperatif dilanjutkan
v Pantau
status neurovaskuler warna kulit, suhu, pengisian kapiler, denyut nadi,
nyeri, edema, parestesi pada bagian yang dioperasi
|
v Memelihara
perfusi jaringan yang adekuat
|
3.
|
Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan
dengan kehilangan kemandirian
|
v Anjurkan
pasien berpartisipasi dalam program penanganan pascaoperatif
v Diet
seimbang dengan protein dan vitamin adekuat sangat diperlukan untuk kesehatan
jaringan
v Bantu
klien dalam melakukan hygiene personal
|
v Memelihara
dan meningkatkan kesehatan
v Penyembuhan
luka
v Mencegah
terjadinya kerusakan kulit
|
4.
|
Resiko tinggi infeksi
|
v Pemberian
antibiotic intravena jangka panjang untuk mencegah osteomielitis
v Pantau
tanda vital. Peningkatan suhu tubuh diatas normal menunjukkan adanya tanda
infeksi
v Pantau
luka operasi dan catat cairan yang keluar dari luka merupakan tanda infeksi
pada luka
|
v Mencegah
terjadinya infeksi
|
Evaluasi keperawatan
Hasil
yang diharapkan setelah intervensi keperawatan :
1) Melaporkan
berkurangnya kadar nyeri
a. Menggunakan
berbagai pendekatan untuk mengurangi nyeri
b. Kadang-kadang
menggunakan obat peroral untuk mengontrol ketidaknyamanan
c. Meninggikan
ekstremitas untuk mengontrol pembengkakan dan ketidak nyamanan
d. Bergerak
dengan lebih nyaman
2) Memperlihatkan
perfusi jaringan adekuat
a. Warna
kulit normal
b. Kulit
hangat
c. Respons
pengisian kapiler normal
d. Memperlihatkan
penurunan pembengkakan
3) Memperbaiki
kesehatan
a. Makan
diet seimbang yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
b. Menjaga
hidrasi yang adekuat
c. Melakukan
latihan pernapasan
d. Mengubah
posisi sendiri untuk menghilangkan tekanan pada kulit
4) Menunjukkan
tidak terjadi infeksi
a. Tanda
vital dalam batas normal
b. Tidak
ada tanda infeksi pada luka
c. Tidak
terjadi retensi urine
Tidak ada komentar:
Posting Komentar