Jumat, 24 Mei 2013

ASKEP PASIEN PRA DAN PASCA BEDAH REKONSTRUKSI SENDI

PASIEN PRA DAN PASCA BEDAH REKONSTRUKSI SENDI



Oleh:
Candra Wicaksono
05.11.009



Dosen pembimbing :
Reny T., S.Kep., Ns


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAHPALEMBANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK)
2013
PASIEN PRA DAN PASCA BEDAH REKONSTRUKSI SENDI
PENDAHULUAN
Beberapa pasien yang mengalami gangguan musculoskeletal memerlukan pembedahan untuk mengoreksi masalah yang dialami, sehingga dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Masalah yang perlu dikoreksi dengan pembedahan antara lain fraktur, deformitas, penyakit sendi, jaringan infeksi atau nekrosis, gangguan peredaran darah (mis, syndrome kompartemen), atau adanya tumor.
Bedah rekonstruksi sendi meliputi :
1.      artroplasti, memperbaiki masalah sendi dengan artroskop (suatu alat yang memungkinkan ahli bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar) atau melalui pembedahan sendi terbuka.
2.      Menisektomi adalah eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak.
3.      Penggatian sendi, penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau sintesis.
4.      Penggantian sendi total, penggantian kedua permukaan artikular dalam sendi dengan bahan logam atau sintesis.
5.      Transfer tendo, adalah pemindahan insersi tendo untuk memperbaiki fungsi atau gerakan.
Tujuan pembedahan antara lain :
1.      Memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan dengan stabilitas
2.      Mengurangi nyeri
3.      Memperbaiki bentuk


ASUHAN KEPERAWATAN PRA BEDAH REKONSTRUKSI SENDI
Pengkajian
Pengkajian pasien pra bedah rekonstruksi sendi sama ada pasien pada umumnya, tetapi lebih ditekankan pada :
1.      Status hidrasi. Hidrasi yang adekuat merupakan hal yang sangat penting pada pasien system musculoskeletal. Imobilisasi dan tirah baring dapat menyebabkan thrombosis vena profunda, urine statis, dan infeksi kandung kemih, serta pembentukan batu. Hidrasi yang adekuat dapat menurunkan kekentalan darah dan memperbaiki aliran air kemih dan membantu menncegah terjadinya tromboflebitis dan masalah saluran air kemih. Pastikan status hidrasi praoperatif dengan mengkaji warna kulit, tanda vital, pengeluran urine, dan hasil pemeriksaan laboratorium.
2.      Riwayat pemakaian obat, riwayat pemakaian obat dapat memberikan informasi untuk penanganan perioperatif. Riwayat terapi steroid dapat memperburuk kemampuan tubuh menghadapi stress operasi.pasien pada infeksi kronis (mis, arthritis reumathoid) sering mendapatkan kortiko steroid. Oleh karena itu, perlu diberikan kortikosteroid pada praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif. Hal ini dimaksudkan agar kadar kortikosteroid dalam darah adekuat dan mencegah terjadinya insufisiensi adrenal akibat supresi fungsi adrenal. Penggunaan obat-obat lainya, seperti antikoagulan, obat kardiovaskuler, atau insulin, perlu dicatat dan dibahas bersama ahli bedah dan ahli anestesiologi agar penangananya adekuat.
3.      Kemungkinan infeksi.perlu diketahui :
a.       Apakah pasisen mengalami sakit demam, infeksi gigi, salurankemih atau infeksi lain dalam dua minggu sebelum operasi. Osteomielitis dapat terjadi melalui penyebaran hematogen. Disabilitas permanen dapat terjadi akibat infeksi yang terjadi dalam tulang dan sendi.
b.      Jika terjadi infeksi, harus diobati sebelum dilakukan operasi atau pembedahan ortopedi terencana.
c.       Jika pasien perlu diberi obat praoperasi, obat tersebut harus diinjeksikan pada daerah yang sehat karena absorpsi jaringan jauh lebih baik pada daerah yang tidak mengalami trauma.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan praoperatif meliputi :
1.      Nyeri yang berhubungan dengan fraktur, masalah orthopedic, pembengkakan atau inflamasi.
2.      Perubahan perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan pembengkakan, alat yang mengikat dan gangguan aliran balik vena.
3.      Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, pembengkakkan dan alat imobilisasi.
4.      Hambatan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan denga hilangnya kemandirian
5.      Gangguan citra tubuh dan harga diri yang berhubungan dengan dampak masalah musculoskeletal.
Intervensi dan implementasi
No.
Diagnosa
NIC
NOC
1.
Nyeri yang berhubungan dengan fraktur, masalah orthopedic, pembengkakan atau inflamasi.
v Imobilisasi daerah yang mengalami inflamasi sendi.
v Tinggikan ekstremitas yang bengkak karena posisi.

v Beri kirbet es atau kompres dingin.




v Ajarkan metode distraksi,pemfokusan, imajinasi terpimpin.
v Ciptakan lingkungan yang tenang
v Masase punggung karena dapat merangsang hormone endorphin.
v Beri analgetik jika perlu untuk mengontrol nyeri akut akibat cidera atau spasme otot.
v  Meningkatkan kenyamanan, sehingga nyeri berkurang
v  Memperbaiki aliran balik vena sehinggan mengurangi rasa tidak nyaman
v  Mengurangi pembengkakan dan secara langsung dapat mengurangi ketidak nyamanan.

v  Persepsi nyeri dapat terkontrol

v  Nyeri terkontrol

v  Nyeri berkurang



v  Nyeri terkontrol
2.
Perubahan perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan pembengkakan, alat yang mengikat dan gangguan aliran balik vena.
v  Kaji status neuro vascular (warna kulit, suhu, pengisian kapiler, denyut nadi, nyeri, edema, parestesi, gerakan) pada ekstremitas
v  Tinggikan ekstremitas
v  Balutan yang terlalu kencang, kendorkan sesuai kebutuhan
v  Mempertahankan perfusi jaringan adekuat



v  Agar sirkulasi adekuat
v  Melancarkan perearan darah
3.
Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, pembengkakkan dan alat imobilisasi.
v  Bantu pasien menggerakkan bagian yang cedera dengan memberi sokongan yang adekuat
v  Tinggikan ekstremitasyang bengkak dan sokong dengan bantal
v  Anjurkan melakukan gerakan dalam batas imobilitas terapeutik
v  Peningkatan mobilitas fisik



v  Mengurangi pembengkakan

v  Peningkatan kemandirian
4.
Hambatan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan hilangnya kemandirian
v  Bantu pasien dalam setiap kegiatan atau aktifitas yang dapat meningkatkan kesehatan
v  Merokok harus dihentikan selama periode praoperasi
v  Ajarkan batuk efektif dan menarik napas dalam-dalam
v  Pembersihan kulit dengan sabun dan air sebelum dilakukan pembedahan.
v  Meningkatkan kesehatan dan memelihara kesehatan

v  Mengoptimalkan fungsi respirasi
v  Mengoptimalkan fungsi respirasi

v  Untuk meminimalkan risiko infeksi
5.
Gangguan citra tubuh dan harga diri yang berhubungan dengan dampak masalah musculoskeletal.
v  Kaji penyebab gangguan citra tubuh
v  Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien
v  Beri kesempatan pasien mengekspresikan perasaanya
v  Bantu klien dalam berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
v  Meningkatkan konsep diri yang positif

Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan pasien :
1.      Melaporkan nyeri terkontrol
a.       Menggunakan banyak pendkatan untuk mengurangi nyeri
b.      Menyatakan bahwa obat yang dipakai efektif dalam mengontrol nyeri
2.      Memperlihatkan perfusi jaringan yang adekuat
a.       Warna kulit normal dan kulit hangat
b.      Respons pengisian kapiler normal
c.       Bengkak berkurang
3.      Peningkatan kesehatan
a.       Makan diet seimbang yang memadai
b.      Memelihara hidrasi yang adekuat
c.       Berhenti merokok
d.      Melakukan latihan nafas
e.       Melibatkan diri dalam latihan yang dianjurkan
4.      Memaksimalkan mobilitas dalam batas terapeutik
a.       Meminta bantuan jia akan bergerak
b.      Meninggian ekstremitas bengkak
c.       Menggunakan alat imobilisasi dan alat bantu sesuai kebutuhan
5.      Mengekspresian konsep diri yang positif
a.       Mampu menerima perubahan citra tubuh, baik sementara maupun menetap
b.      Mendiskusikan perubahan kinerja peran
c.       Berpartisipasi dalam pengambilankeputusan dan rencana keperawatan




ASUHAN KEPERAWATAN PASCA BEDAH REKONSTRUKSI SENDI
Pengkajian
1)      Lanjutkan perawatan praoperatif
2)      Kaji ulang kebutuhan pasien berkaitan dengan rasa nyeri, perfusi jaringan, romosi kesehatan, mobilitas, dan konsep diri
3)      Kaji dan pantau potensial masalah yang berkaitan dengan pembedahan: tanda vital, derajat kesadaran, cairan yang keluar dari luka, suara napas, bising usus, keseimbangan cairan dan nyeri
4)      Observasi resiko syok hipovolemia akibat kehilangan darah pada pembedahan mayor (frekuensi nadi meningkat, tekanan darah turun, konfusi dan gelisah)
5)      Kaji kemungkinan komplikasi paru dan jantung, observasi perubahan frekuensi nadi, pernapasan, warna kulit, suhu tubuh, riwayat penyakit paru dan jantung sebelumnya.
6)      System perkemihan; pantau pengeluaran urine, apakah terjadi retensi urine. Retensi dapat disebabkan oleh posisi berkemih yang tidak alamiah, pembesaran prosta, dan adanya tanda infeksi saluran kemih.
7)      Observasi tanda infeksi (infeksi luka terjadi 5-9 hari, flebitis biasanya timbul selama minggu kedua), dan tanda vital.
8)      Kaji kompliasi tromboembolik: kaji tungkai untuk tanda nyeri tekan, panas, kemerahan, dan edema pada betis.
9)      Kaji komplikasi emboli lemak: perubahan pola panas, tingkah laku dan tingkat kesadaran.
Diagnosa Keperawatan
1)      Nyeri yang berhubungan dengan prosedur pembedahan, pembengkakan dan imobilisasi
2)      Potensial perubahan perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan pembengkakan, alat yang mengikat, dan gangguan peredaran darah.
3)      Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan kehilangan kemandirian
4)      Resiko tinggi infeksi
Intervensi dan implementasi keperawatan
No.
Diagnosa
NIC
NOC
1.
Nyeri yang berhubungan dengan prosedur pembedahan, pembengkakan dan imobilisasi

v  Kaji tingkat nyeri pasien
v  Tinggikan ekstremitas yang dioperasi untuk membantu mengontrol edema agar nyeri berkurang
v  Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
v  Kolaborasi dalam pemberian analgesik
v  Menghilangkan nyeri
2.
Potensial perubahan perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan pembengkakan, alat yang mengikat, dan gangguan peredaran darah.

v  Rencana praoperatif dilanjutkan
v  Pantau status neurovaskuler warna kulit, suhu, pengisian kapiler, denyut nadi, nyeri, edema, parestesi pada bagian yang dioperasi
v  Memelihara perfusi jaringan yang adekuat
3.
Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan kehilangan kemandirian
v  Anjurkan pasien berpartisipasi dalam program penanganan pascaoperatif
v  Diet seimbang dengan protein dan vitamin adekuat sangat diperlukan untuk kesehatan jaringan
v  Bantu klien dalam melakukan hygiene personal
v  Memelihara dan meningkatkan kesehatan

v  Penyembuhan luka



v  Mencegah terjadinya kerusakan kulit
4.
Resiko tinggi infeksi
v  Pemberian antibiotic intravena jangka panjang untuk mencegah osteomielitis
v  Pantau tanda vital. Peningkatan suhu tubuh diatas normal menunjukkan adanya tanda infeksi
v  Pantau luka operasi dan catat cairan yang keluar dari luka merupakan tanda infeksi pada luka
v  Mencegah terjadinya infeksi

Evaluasi keperawatan
Hasil yang diharapkan setelah intervensi keperawatan :
1)      Melaporkan berkurangnya kadar nyeri
a.       Menggunakan berbagai pendekatan untuk mengurangi nyeri
b.      Kadang-kadang menggunakan obat peroral untuk mengontrol ketidaknyamanan
c.       Meninggikan ekstremitas untuk mengontrol pembengkakan dan ketidak nyamanan
d.      Bergerak dengan lebih nyaman
2)      Memperlihatkan perfusi jaringan adekuat
a.       Warna kulit normal
b.      Kulit hangat
c.       Respons pengisian kapiler normal
d.      Memperlihatkan penurunan pembengkakan
3)      Memperbaiki kesehatan
a.       Makan diet seimbang yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
b.      Menjaga hidrasi yang adekuat
c.       Melakukan latihan pernapasan
d.      Mengubah posisi sendiri untuk menghilangkan tekanan pada kulit
4)      Menunjukkan tidak terjadi infeksi
a.       Tanda vital dalam batas normal
b.      Tidak ada tanda infeksi pada luka
c.       Tidak terjadi retensi urine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar