Karsinoma Mediastinum
2.1.1 Definisi
Karsinoma
mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu rongga di
antara paru-paru kanan dan kiri yang berisi jantung, aorta, dan arteri besar,
pembuluh darah vena besar, trakea, kelenjar timus, saraf, jaringan ikat,
kelenjar getah bening dan salurannya. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003)
Karsinoma
mediastinum adalah tumor yang terdapat di mediastinum yaitu rongga imaginer di
antara paru kiri dan kanan. Mediastinum berisi jantung, pembuluh darah besar,
trakea, timus, kelenjar getah bening dan jaringan ikat. (Elisna Syahruddin)
Karsinoma
mediastinum adalah suatu kondisi dimana timbulnya
hiperplasia sel-sel jaringan (tulang, penyokong) pada area tertentu
(mediastinum) secara progresif dalam bentuk jaringan longgar yang menimbulkan
manifestasi tumor (pembesaran) pada mediastinum. Jenis
karsinoma mediastinum sering berkaitan dengan lokasi dan umur penderita. Pada
anak-anak karsinoma mediastinum yang sering ditemukan berlokasi di mediastinum
posterior dan jenisnya tumor saraf. Sedangkan pada orang dewasa lokasi tumor
banyak ditemukan di mediastinum anterior dengan jenis limfoma atau timoma
2.1.2
Anatomi dan Patologi
Mediastinum,
bagian tengah dari rongga thoraks, dapat dibagi menjadi tiga bagian untuk
klasifikasi komponen anatomi dan proses penyakit: mediastinum anterior, tengah
dan posterior. Mediastinum anterior terletak diantara sternum dan permukaan
anterior jantung dan vena cava. Mediastinum tengah terletak diantara vena cava
dan trakea. Bagian posterior dari mediastinum tengah merupakan mediastinum
posterior. Mediastinum bagian depan termasuk kelenjar timus atau sisanya,
arteri dan vena mamma interna, nodus limfatikus dan lemak. Mediastinum tengah
terdiri atas perikardium dan isinya, aorta asenden dan transversa, vena cava
superior dan inferior, arteri dan vena brachiocephalica, nervus frenikus,
batang nervus vagus atas, trakea, bronkus utama dan nodus limfatikusnya yang
berhubungan, dan arteri dan vena pulmonal bagian tengah. Mediastinum posterior
berisi aorta desenden, esofagus, duktus torasikus, vena azygos dan hemiazygos,
dan nodus limfatikus.
2.1.3 Bagian – bagian Mediastinum
Secara garis besar mediastinum dibagi
atas 4 bagian penting :
a)
Mediastinum superior,
mulai pintu atas rongga dada sampai ke vertebra torakal ke-5 dan bagian bawah
sternum
b)
Mediastinum anterior, dari garis batas
mediastinum superior ke diafargma di depan jantung.
c)
Mediastinum posterior,
dari garis batas mediastinum superior ke diafragma di belakang jantung.
d)
Mediastinum medial (tengah), dari garis batas
mediastinum superior ke diafragma di antara mediastinum anterior dan posterior.
2.2 Etiologi dan Tanda gejala Karsinoma Mediastinum
2.2.1 Etiologi Karsinoma Mediastinum
Sebagaimana bentuk kanker /karsinoma lain,
penyebab dari timbulnya karsinoma jaringan mediastinum belum diketahui secara
pasti; namun diduga berbagai faktor predisposisi yang kompleks berperan dalam
menimbulkan manifestasi tumbuhnya jaringan / sel-sel kanker pada jaringan
mediastinum. Adanya pertumbuhan sel-sel karsinoma dapat terjadi dalam waktu yang relatif
singkat maupun timbul dalam suatu proses yang memakan waku bertahun-tahun untuk
menimbulkan manifestasi klinik. Adakalanya berbagai bentuk karsinoma sulit
terdeteksi secara pasti dan cepat oleh tim kesehatan. Diperlukan berbagai
pemeriksaan akurat untuk menentukan masalah adanya kanker pada suatu jaringan.
Dengan semakin meningkatnya volume massa sel-sel
yang berproliferasi maka secara mekanik menimbulkan desakan pada jaringan
sekitarnya; pelepasan berbagai substansia pada jaringan normal seperti
prostalandin, radikal bebas dan protein-protein reaktif secara berlebihan
sebagai ikutan dari timbulnya karsinoma meningkatkan daya rusak sel-sel kanker
terhadap jaringan sekitarnya; terutama jaringan yang memiliki ikatan yang
relatif lemah. Kanker sebagai bentuk jaringan progresif yang memiliki ikatan yang longgar
mengakibatkan sel-sel yang dihasilkan dari jaringan kanker lebih
mudah untuk pecah dan menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya (metastase)
melalui kelenjar, pembuluh darah maupun melalui peristiwa mekanis dalam tubuh.
Adanya pertumbuhan sel-sel progresif pada
mediastinum secara mekanik menyebabkan penekanan (direct pressure/indirect
pressure) serta dapat menimbulkan destruksi jaringan sekitar; yang menimbulkan
manifestasi seperti penyakit infeksi pernafasan lain seperti sesak nafas, nyeri
inspirasi, peningkatan produksi sputum, bahkan batuk darah atau lendir berwarna
merah (hemaptoe) manakala telah melibatkan banyak kerusakan pembuluh darah. Kondisi kanker juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi sekunder; sehingga
kadangkala manifestasi klinik yang lebih menonjol mengarah pada infeksi saluran
nafas seperti pneumonia, tuberkulosis walaupun mungkin secara klinik pada
kanker ini kurang dijumpai gejala demam yang menonjol.
2.2.2 Tanda
dan gejala Karsinoma Mediastinum
Tanda – tanda dari Karsinoma
Mediastinum :
Mengeluh sesak nafas, nyeri
dada unilateral, nyeri dan sesak pada posisi tertentu (menelungkup)
Sekret berlebihan
Batuk dengan atau tanpa dahak
Riwayat kanker pada keluarga
atau pada klien
Pernafasan tidak simetris
Unilateral Flail Chest
Effusi pleura
Egophonia pada daerah sternum
Pekak/redup abnormal pada
mediastinum serta basal paru
Wheezing unilateral/bilateral
Ronchii
2.2.3 Manifestasi
Klinis
Adanya
pertumbuhan sel-sel progresif pada mediastinum secara mekanik menyebabkan
penekanan (direct pressure/indirect pressure) serta dapat menimbulkan destruksi
jaringan sekitar; yang menimbulkan manifestasi seperti penyakit infeksi
pernafasan lain seperti sesak nafas, nyeri inspirasi, peningkatan produksi
sputum, bahkan batuk darah atau lendir berwarna merah (hemaptoe) manakala telah
melibatkan banyak kerusakan pembuluh darah.
Kondisi kanker juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi sekunder; sehingga kadangkala manifestasi klinik yang lebih menonjol mengarah pada infeksi saluran nafas seperti pneumonia, tuberkulosis walaupun mungkin secara klinik pada kanker ini kurang dijumpai gejala demam yang menonjol.
Kondisi kanker juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi sekunder; sehingga kadangkala manifestasi klinik yang lebih menonjol mengarah pada infeksi saluran nafas seperti pneumonia, tuberkulosis walaupun mungkin secara klinik pada kanker ini kurang dijumpai gejala demam yang menonjol.
2.2.4 Klasifikasi Karsinoma Mediastinum
a. Timoma
Thymoma adalah
tumor yang berasal dari epitel thymus. Ini adalah tumor yang banyak terdapat
dalam mediastinum bagian depan atas. Dalam golongan umur 50 tahun, tumor ini
terdapat dengan frekuensi yang meningkat. Tidak terdapat preferensi jenis
kelamin, suku bangsa atau geografi. Gambaran histologiknya dapat sangat
bervariasi dan dapat terjadi komponen limfositik atau tidak. Malignitas
ditentukan oleh pertumbuhan infiltrate di dalam organ-organ sekelilingnya dan
tidak dalam bentuk histologiknya. Pada 50% kasus terdapat keluhan lokal.
Thymoma juga dapat berhubungan dengan myasthenia gravis, pure red
cell aplasia dan hipogamaglobulinemia. Bagian terbesar Thymoma mempunyai
perjalanan klinis benigna. Penentuan ada atau tidak adanya penembusan kapsul
mempunyai kepentingan prognostic. Metastase jarak jauh jarang terjadi. Jika
mungkin dikerjakan terapi bedah.
b. Limfoma
Secara keseluruhan,
limfoma merupakan keganasan yang paling sering pada mediastinum. Limfoma adalah
tipe kanker yang terjadi pada limfosit (tipe sel darah putih pada sistem
kekebalan tubuh vertebrata). Terdapat banyak tipe limfoma. Limfoma adalah
bagian dari grup penyakit yang disebut kanker Hematological. Pada abad ke-19
dan abad ke-20, penyakit ini disebut penyakit Hodgkin karena ditemukan oleh
Thomas Hodgkin tahun 1832. Limfoma dikategorikan sebagai limfoma Hodgkin dan
limfoma non-Hodgkin.
c.
Tumor saraf
Tumor
saraf dapat tumbuh dari sel saraf disebarang tempat, lebih sering di
mediastinum posterior. Tumor itu dapat bersifat jinak atau ganas dan biasanya
diklasifikasi berdasarkan jaringan yang membentuknya, dibagi atas neural sheath
yang sering bersifat jinak (schwannoma) dan neurofibroma yang paling sering
ditemukan. Tumor yang bersifat jinak sangat jarang menjadi ganas. Meskipun
dikatakan sering pada anak tetapi juga dapat ditemukan pada orang dewasa. Topcu
dari Turki menganalisis 60 pasien tumor saraf dan mendapatkan 13 penderita bayi
dan anak-anak usia (< 15 tahun), 47 orang dewasa (usia >15 tahun), lebih
banyak perempuan (39 orang) dibandingkan laki-laki (21 orang). Hanya 20% (12
dari 60) bersifat ganas.
2.3 Penatalaksanaan Karsinoma Mediastinum
2.3.1 Diagnosis
Karsinoma Mediastinum
Kebanyakan
Karsinoma mediastinum tanpa gejala dan ditemukan pada saat dilakukan foto
toraks untuk berbagai alasan. Keluhan penderita biasanya berkaitan dengan
ukuran dan invasi atau kompresi terhadap organ sekitar, misalnya sesak napas
berat, sindrom vena kava superior (SVKS) dan gangguan menelan. Tidak jarang
pasien datang dengan kegawatan napas, kardiovaskuler atau saluran cerna. Bila
pasien datang dengan kegawatan yang mengancam jiwa, maka prosedur diagnostik
dapat ditunda. Sementara itu diberikan terapi dan/atau tindakan untuk mengatasi
kegawatan, bila telah memungkinkan prosedur diagnostik dilakukan.
2.3.2
Penatalaksanaan Karsinoma Mediastinum
.
Tindakan yang dilakukan pada klien yang
mengalami karsinoma mediastinum meliputi tindakan operatif dan konservatif.
Tindakan konservatif terdiri atas :
a.
Pengurangan gejala-gejala
dasar, seperti penurunan gejala sesak nafas, koreksi gangguan keseimbangan gas.
b.
Koreksi/perbaikan kondisi umum
serta pencegahan komplikasi Pemenuhan kebutuhan nutrisi,
cairan dan elektrolit serta aktivitas merupakan langkah yang perlu iambil
secara terpadu untuk meningkatkan fungsi dasar dan perbaikan kondisi umum
klien.
c.
Adaptasi biologis dan
psikologis
d.
Pengngunaan obat-obatan :
Berbagai citostatika mungki digunakan dalam terapi kausatif seperti :
tryetilenthiophosporamide, nitrogen mustard, dan penggunaan zat-zat lainnya
seperti atabrine atau penggunaan talc poudrage
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Identitas :
·
Umur : Karsinoma cenderung
ditemukan pada usia dewasa
·
Jenis kelamin :
Laki-laki lebih bersesiko daripada wanita
Riwayat Masuk
Keluhan
utama yang sering muncul saat masuk adalah adanya sesak nafas dan nyeri dada
yang berulang tidak khas; mungkin disertai/tidak disertai dengan batuk atau
batuk darah. Pada beberapa kasus sering dilaporkan keluhan infeksi lebih
menjadi sebab klien melakukan kunjungan ke profesional kesehatan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Predileksi
penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam
rentang waktu yang relatif lama dan berulang, adanya riwayat tumor pada organ
lain, baik pada diri sendiri maupun dari keluarga. Penyakit paru, jantung serta
kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis penderita
3.2 Data Pengkajian
1. Sistem Integumen
Subyektif
: -
Obyektif
: kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak
keringat, suhu kulit meningkat/normal
2. Sistem Pulmonal
Subyektif
: sesak nafas, dada tertekan, nyeri dada berulang
Obyektif
: hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan
otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju
pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru, terdengar
suara nafas abnormal unilaeral/bilateral, egophoni
3. Sistem Cardiovaskuler
Subyektif
: sakit kepala
Obyektif
: Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah menurun,
asidosis ringan/berat
4. Sistem Neurosensori
Subyektif
: gelisah, penurunan kesadaran
Obyektif
: letargi
5. Sistem Musculoskeletal
Subyektif
: lemah, cepat lelah
Obyektif
: tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot
aksesoris
pernafasan,
flail chest
6. Sistem
genitourinaria
Subyektif
: -
Obyektif
: produksi urine menurun/normal,
7. Sistem digestif
Subyektif
: mual, kadang muntah
Obyektif
: konsistensi feses normal/diare
Studi
Laboratorik :
Hb
: menurun/normal
Analisa
Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar karbon
darah meningkat/normal
Elektrolit
: Natrium/kalsium menurun/normal
3.3 Diagnosa
Keperawatan
1. Ketidakefektifan
Pola Nafas b.d adaptasi fisik tidak adekuat sekunder terhadap penekanan
jaringan paru oleh sel tumor
2. Defisit
Volume Cairan b.d :
-
Distress pernafasan
-
Penurunan intake cairan
-
Peningkatan IWL akibat pernafasan cepat dan demam, efekchemoteraphi
Rencana
Keperawatan
1.
Ketidakefektifan Pola Nafas b.d adaptasi fisik tidak adekuat sekunder terhadap
penekanan jaringan paru oleh sel tumor
Karakteristik
: batuk (baik produktif maupun non produktif) haluaran nasal, sesak nafas,
Tachipnea, suara nafas terbatas, retraksi, demam, diaporesis, ronchii,
cyanosis, leukositosis
Tujuan
:
Klien
akan mengalami pola nafas efektif yang ditandai dengan :
·
Suara nafas paru
relatif bersih
·
Laju nafas dalam
rentang normal
·
Tidak terdapat batuk,
cyanosis, haluaran hidung, retraksi
Intervensi
:
·
Lakukan pengkajian tiap
4 jam terhadap RR, S, dan tanda-tanda keefektifan jalan napas
·
Lakukan Phisioterapi
dada secara terjadwal
·
Berikan Oksigen lembab,
kaji keefektifan terapi
·
Berikan antibiotik dan
antipiretik sesuai order, kaji keefektifan dan efek samping (ruam, diare)
·
Lakukan pengecekan
hitung SDM dan photo thoraks
·
Lakukan suction secara
bertahap
·
R : Membantu
pembersihan jalan nafas
·
Catat hasil pulse
oximeter bila terpasang, tiap 2 – 4 jam
·
R : Evaluasi berkala
keberhasilan terapi/tindakan tim kesehatan
2.
Defisit Volume Cairan b.d :
-
Distress pernafasan
-
Penurunan intake cairan
-
Peningkatan IWL akibat
pernafasan cepat dan demam, efek chemoteraphi
Karakteristik : Hilangnya nafsu makan/minum, letargi, demam., muntah, diare, membrana mukosa kering, turgor kulit buruk, penurunan output urine.
Tujuan : Klien mendapatkan sejumlah cairan yang adekuat ditandai dengan :
·
Intake adekuat, baik IV
maupun oral
·
Tidak adanya letargi,
muntah, diare
·
Suhu tubuh dalam batas
normal
·
Urine output adekuat,
BJ Urine 1.008 – 1,020
Intervensi
:
·
Catat intake dan
output, berat diapers untuk output
·
Kaji dan catat suhu
setiap 4 jam, tanda devisit cairan dan kondisi IV line
·
Catat BJ Urine tiap 4
jam atau bila perlu
·
Lakukan Perawatan mulut
tiap 4 jam
Materi askepnya lengkap banget.. makasih gan atas informasinya dan saya ijin kopi ya... Maju terus keperawatan indonesia..
BalasHapusMampir ke blog saya ya..
Blog Kanker
Pregnancy information
Blog tutorial